Senin, 23 Desember 2013

Sepotong Cerita Tiara

Kau bilang cintamu sedalam laut
Kenapa memaki jika aku telat menemuimu?
Kau bilang hanya aku yang ada di hatimu 
Kenapa kau mau menemui wanita itu?



Siang itu hujan turun menggebu-gebu serasa tak kan mau berhenti. Aku menatap layar ponselku cukup lama. Laki-laki itu bilang akan menghubungiku sebelum makan siang, tapi ini bahkan sudah sejam lewat dari waktu yang ia janjikan. Perutku sudah tak lapar lagi karena gelisah. Bukannya aku tak mau menghubunginya, justru ia meninggalkan ponselnya di apartemennya.
Ah, ini seperti menanti salju di musim panas.
Aku merapikan mejaku karena bosku sudah menjentik-jentikkan jarinya dari ujung koridor depan, tanda kami harus segera bersiap meeting. "Kita harus datang tepat waktu"katanya."tunjukkanlah bahwa kita profesional".
Ah, lelaki itu begitu menguras pikiranku, jika saja ia sudah menghubungiku sebelum siang tadi. akhir-akhir ini ia memang sering menghilang dan itu cukup menambah kecemasanku. Aku memang orang yang cepat cemas akan semua hal.

pelataran parkir restoran terlihat cukup sepi, tak banyak orang datang kemari. Klien perusahaan kami sudah datang tampaknya, aku harap rapat tak akan berlangsung lama. Semakin cepat selesai semakin cepat aku dapat beralasan untuk pergi sebentar.


Namun sepertinya langit berpihak padaku, aku melihatnya duduk di sana. Di bangku paling ujung yang tersamarkan hiasan dinding pohon cemara. Haruskah aku lega? karena kulihat ada seorang wanita yang sedang bersamanya. Dengan tangan yang saling menggenggam, dan senyum yang saling tersimpul.
Ah, seharusnya aku tau dari awal bahwa ini hanya permainan.

Desember 23, 2013
To   : <bams_nugraha@gg.co.id>
From : <ini_tiara@gg.co.id>

Hai Bams, apa kabar?
Aku melihatmu siang itu. Ya begitulah, kau bersama wanita itu.
padahal kau janji akan menghubungiku sebelum makan siang
Jadi sepertinya semuanya sudah selesai ya.
Akan ku kirimkan barang-barang yang kau tinggalkan secepatnya.
Kecuali kotak-kotaknya karena kupikir kita akan berakhir bersama.
Jadi aku membuangnya.

-tiara-

Selasa, 10 Desember 2013

Masih Sama

Aku meremas jari-jariku yang masih kaku. Sedikit terkejut karena kau muncul begitu tiba-tiba. Bukannya aku takut untuk bertemu denganmu, hanya saja aku belum siap rasanya. Aku masih ingat langit kelabu yang memisahkan kita sore itu. Juga beberapa kata yang tak ingin aku ingat...
Lucu sekali moment kecil yang kau ciptakan dapat memberiku begitu banyak cerita. Pikiranku berlari-lari entah mengejar apa. Berputar-putar entah memikirkan apa. Terlalu banyak ingatan yang kau ciptakan untukku. Fase-fase kejadian berlomba-lomba untuk diingat. Ah, ternyata masih sama. Banyak hal kupikir telah berubah. Tapi nyatanya tidak.