Menatap sendunya senja sore itu
dengan secangkir teh buatan ibuku dan lagu yang bersenandung merdu. Aku
menyingkap gorden beludru ungu yang berada dihadapanku, melahap sore itu dengan
penuh takjub. Tak pernah kuduga aku akan merasa seberuntung ini. Bunga-bunga di
ujung meja sana sudah tampak mengering, lupa aku suruh perawat kemarin
membuangnya.
Aku menggerakkan kursi rodaku
beberapa senti ke depan dan kurasakan semakin ringan dengan bantuanmu. Ah, beruntung
benar rasanya memiliki seorang ibu, yang selalu mengerti kekuranganku dan aku
tahu kebanyakan ibu memang begitu. Mereka terlalu cemas dengan anak-anaknya.
Tak pernah kubayangkan ada hal
yang begitu cepat perubahannya. Sejak
pria berjas putih yang kusebut dokter itu mendiagnosisku mengidap penyakit
radang sendi. Dan orang ini membelikanku kursi roda, agar aku tetap dapat tetap
mandiri katanya. Selebihnya aku sangat mengerti bahwa ia tak ingin aku merasa
bahwa aku sedang sakit.
Kemarin ibuku membawaku ke salon
dekat dengan rumah sakit dan memotong pendek rambutku. Sebelumnya ia bersikeras
kalau rambutku harus panjang karena terlihat cantik katanya. Cantik itu dari
hati, aku selalu bersikeras begitu. Terkadang aku sedih melihat ibuku yang
termenung sendiri. Ia memikirkanku, aku tahu itu. Seorang gadis 25 tahun yang
harus membuang cita-citanya sementara atau bahkan selamanya, karena tak dapat
melakukan aktivitas seperti orang kebanyakan. Sedikit saja aktivitas berat
membuat lututku berdenyut-denyut dan membengkak kemudian. Begitu seterusnya.
Jadi aku selalu berusaha melakukan aktivitas dengan tingkat lelah seminimal
mungkin.
Sampai akhirnya aku berada pada
titik yang hanya menghabiskan waktu tanpa membuat memori yang baru…
Kata dokter besok aku sudah boleh
pulang, perawatan di rumah sakit tak kan banyak membantu karena tidak ada obat
untuk penyakitku. Dokter bilang aku harus berdiet dan mengurangi beberapa
kilogram bobot tubuhku. Terdengar sepele, hanya berdiet. Tapi bayangkan saja
berdiet tapi kau tak boleh melakukan aktivitas berat. Olahraga pun tak disarankan
karena akan memperparah keadaan lututku. Tapi paling tidak aku akan pulang
kerumah. Pergi dari suasana rumah sakit yang selalu membuatku merasa kesepian.
Aku rindu rumah…
Aku rindu kepulan asap rokok
ayahku dan aroma kopinya tiap pagi
Aku rindu omelan ibuku bila aku
tak menghabiskan sarapanku
Aku, aku juga rindu kamu…
note : Teruntuk seorang teman yang selalu menginspirasi saya, tersenyumlah kawan, hidup ini akan selalu indah...
2 komentar:
this is too sad!
semoga siapapun si gadis itu, bisa kembali seperti semula dan selalu kuat menjalani hidupnya ya :)
Forget CoC gems hacks. Better visit http://clanshelper.com/ and its great! You receive your CoC gems instantly!!! Visit and enjoy! (C2D4dE6mf7)
Posting Komentar