Kamis, 26 April 2012

Daya Imajinasi Pria dan Wanita

Waktu lalu saya posting sebuah cerita yang saya buat dari sisi pria. Hal ini membuat saudari saya protes berat. Katanya tidak mungkin seorang pria begitu berimajinasi seperti wanita. Benarkah begitu?
Saya tidak terlalu yakin juga. Bagaimana pun setiap orang punya daya imajinasi, hanya saja kadarnya berbeda-beda tiap orang.

Saya penasaran dan langsung meng'search' di Google. Saya ketik pertama "Daya Imajinasi Pria". Ternyata kebanyakan hal-hal yang berkaitan dengan imajinasi pria itu adalah :  SEX and WOMEN. Dari beberapa artikrl yang saya baca dikatakan bahwa pria sering kali berimajinasi mengenai wanita-wanita seksi dan tentang bercinta. Bukan berarti di otak pria isinya cuma begituan saja ya, mungkin lebih menarik menulis artikel-artikel semacam itu. Buktinya yang saya temukan begitulah adanya. Wajar saja, mungkin memang benar pria bukanlah tipikal "pemimpi" seperti wanita.

Wanita cenderung memiliki mimpi dan cita-cita yang tinggi. Bahkan tak sedikit wanita yang cenderung berkhayal hanya untuk kesenangan. Bagaimana pun seorang penulis menghasilkan cerita dari berkhayal. Bukan begitu?

Back to the topic, untuk membandingkan daya imajinasi pria dan wanita, kita buatkan saja satu contoh. Misalnya ada seorang pria dan wanita lajang, bertemu pada suatu tempat, pantai misalnya. Si wanita tentunya akan berpikir, kalau saja pria itu bisa jadi pasangannya, ia akan berjalan-jalan di sepanjang sisi pantai, menikmati semilir angin pantai dengan tangan yang saling bertautan. Sesekali saling memandang dan tersenyum. Kemudian duduk bersebelahan, menikmati sunset sampai malam, bercerita tentang mimpi yang mereka punya. Drama sekali, klise.
Kalau si pria, tebakan saya ya, pastinya dia akan berpikir tentang bagaimana rasanya mencium bibir si wanita. Pria sekali kan??? Ini cuma tebakan saya ya, mungkin tak semua pria seperti ini. Yang mau protes silahkan protes, tapi jangan bilang tak pernah berpikir begitu. Hehehehe....

Namanya juga pendapat, memang kecenderungan perbedaan imajinasi pria dan wanita itu sudah dari sananya berbeda, dari sifat pun mereka memiliki perbedaan juga. Pria cenderung simple, tak suka membesar-besarkan masalah dan hanya memikirkan tentang "sekarang". Berbeda dengan wanita yang kebanyakan ribet, masalah kecil bisa sedikit membengkak dan terlalu memikirkan masa depan. Waduh, saya kok jadi menjelek-jelekkan kaum sendiri ya? Ya tapi memang begitu, wanita diciptakan terlalu pemikir. Mengambil suatu keputusan dengan banyak pertimbangan. Tapi, itulah mengapa wanita diciptakan untuk mendampingi seorang pria. Saling mengisi dan berbagi. Begitulah kehidupan, bukan?


Pasti ada wanita di balik pria sukses 
_Mario Teguh_



Selasa, 24 April 2012

Postingan pagi

"Bahagia itu pilihan, jadi jangan cuma protes sama keadaan... Bahagia itu kita yang buat.."

Begitulah kalimat yang saya tulis pada dinding facebook pagi ini. Bukannya saya terlalu sok bahagia atau bagaimana. Hanya saja saya prihatin sekali pada orang-orang yang cenderung meng-expose kehidupan pribadinya melalui media sosial seperti itu. Mengumbar kesedihan seperti hanya dia yang punya masalah dalam hidupnya. Mending jadi penulis aja deh, buat cerita sedih gitu kek, atau apa daripada sok-sok paling menderita gitu. Ahahaha,,, nihh saya yang jadi marah-marah dan esmosi liatnya.. 
Saya juga bukan orang paling bahagia sedunia kok, saya juga punya masalah. Saya juga punya banyak mimpi yang belum terwujud, banyak keinginan yang tak bisa diraih. Tapi saya nggak mau terlalu pesimis, harapan selalu ada kan?

Btw, kehidupan itu seperti sebuah perekonomian yang mempunyai konjungtur perekonomian (nah, kepake kan ilmu saya sbg sarjana ekonomi).
 
Konjungtur adalah naik turunnya suatu perekonomian pada suatu periode tertentu, ya kurang lebihnya begitu deh.
Kehidupan juga mempunyai keadaan naik turun seperti itu. Tak selamanya kita menderita, tapi bahagia, senang-senang juga tak selalu ada...

Yaampun... kalo dipikir-pikir sudah berapa kali ya saya curhat-curhat masalah kehidupan begini??? oke-oke, pasti bosen ya?
Jiahahah,, nggak apa juga ya sekali-sekali saya protes begini, habisnya udah nggak tahan sih, kalo protesnya di facebook kan saya sama aja dong kayak mereka-mereka? hehehe. Mohon abaikan posting ini. berbahaya bagi kesehatan jantung anda, bisa-bisa anda-anda sekalian pada emosi sama saya. hehehe..

Kata penutup dari saya, tak bosan-bosannya saya berharap agar kita bisa menerima keadaan kita dan tetap berjuang untuk lebih maju. Kita boleh bermimpi, impian itu yang akan mendorong kita untuk maju.

Selamat pagi :)

Minggu, 01 April 2012

Cerita tentang sepotong Donat :)

Donat adalah salah satu makanan favoritku. Rasanya enak, ada messesnya, nyummieee...

Pagi ini bos ku diberi beberapa potong donat oleh ibu kantin, tidak seperti biasanya cemilan yang dibawakan usually jajanan basah atau pisang goreng. Diceritakan kala itu bosku sedang sakit, panas dalam mungkin, atau radang tenggorokan? Entahlah, yang jelas ia tidak memakan donatnya. Nah karena donat-donat yang malang itu tak dimakan, maka dibagi-bagilah si donat tersebut kepada kami (ibu-ibu) yang suka ngemil. Nah aku yang termasuk si jago ngemil diberikan satu.
Bukannya aku menolak atau bagaimana ya, sebenarnya tadi aku sudah ngemil beberapa cemilan, yaitu:
1) Sosis lilit mie goreng
2) Roti sisir 
3) Jajan basah hijau entah apa namanya
4) Sekotak pisang goreng cokelat keju
dan masih ada yang menunggu satu yang belum kuhabiskan. fiuhh,,,, beruntungnya itu jajan ketan goreng belum aku lahap sampai habis. Hehehehe.
Nah ceritanya lagi si sepotong donat ini dibawa langsung ke mejaku. Di sinilah dia sekarang. Memanggil-manggilku untuk dimakan....
"Makan aku..."
"Makan aku..."
begitu rasanya sepotong tadi memanggil-manggil seperti zombie.
Tapi rasanya ada peri-peri kecil dalam kepalaku yang mengingatnya bahwa sudah beberapa kilo beratku bertambah dan juga sudah cukup berlebihan hal-hal yang masuk ke perutku pagi ini.

Wahai sepotong donat...
Bagaimana nasibmu kini? kau memanggil-manggilku dengan garang sedang aku bimbang untuk melangkah (wowww.... lebay tingkat luar angkasa nihh)
Nah, usut diusut aku jadi bingung dan galau untuk menyelesaikan cerita ini...
Apakah si "sepotong donat" akan berakhir bahagia dengan kulahap habis-habisan?
Atau kubiarkan menjadi sad ending dengan ia yang merana tetap memanggil-manggil tapa kugubris?
Ah... semakin siang, semakin bingung.....


NB : ini cerita dibikin biar si penulis enggak boring aja,, jangan terlalu serius ya.