Langit tengah mendung. Aku masih berada di sela-sela kerumunan orang yang akan menghantarkan jenazah ke pemakaman. Wadah (Semacam sarana yang digunakan umat hindu untuk menaruh jenazah, bentuknya seperti rumah kecil) telah siap diberangkatkan. Rentetan sarana pengiring pun telah menunggu, diiringi gamelan yang membuat suasana semakin memilukan. Aku masih ingat beberapa minggu lalu aku sangat terkejut mendengar kabar yang mereka sampaikan. Sahabatku telah tiada...
Entah bagaimana perasaanku saat itu, aku memang sangat terpukul. Ia begitu manis, dan lebih disayangkan lagi ia sedang mengandung delapan bulan.
Aku tak tau bagaimana perasaan suami dan keluarganya. Bukankah mereka seharusnya akan bahagia karena akan kehadiran malaikat kecil di tengah-tengah mereka?
Aku tak pernah mengerti rencana Tuhan, mengapa harus mengambil dua makhluk manis dari bumi ini, bahkan yang satunya belum sempat merasakan dunia.
"Langitpun menangis.." tulisku dalam status messengerku.
Ya, rintikan hujan yang mulai turun seolah menandakan bahwa langit ikut berduka atas kepergiannya.
Aku selalu mencoba untuk tersenyum. Berkali-kali aku menyinggungkan senyum yang selalu menambah segurat luka di hatiku. Aku menangis diam-diam tiap malam. Aku selalu mencoba tegar walaupun sulit rasanya menerima kenyataan ini. Beberapa kali ia menemuiku dalam mimpiku. Aku bahagia, dari banyak orang yang ia kenal aku termasuk salah satu orang yang ia sayangi. Ia sangat manis, kala itu dia tersenyum padaku dan mengatakan bahwa ia telah menemukan seorang teman. Ingin rasanya aku bertanya tentang kebahagiaan. Juga tentang bagaimana rasanya meninggalkan begitu banyaknya orang yang menyayanginya...
Begitulah jalan kehidupan. Kita takkan pernah dapat menebak apa rencana Tuhan akan hidup kita. Aku selalu berpikir bahwa semua akan indah ketika kita menemukan seseorang yang kita cintai, hidup bahagia dengan keluarga yang menyayangi kita.
Aku tak pernah membayangkan akan sebegini sakitnya ketika perpisahan itu hadir karena ketiadaan. Tak pernah menyadari bahwa sakitnya perpisahan akan seburuk ini ketika kita sedang ditengah kebahagiaan.
Goodbye dear...
Kami semua akan selalu menyanyangimu
Kau akan selalu jadi malaikat di hatiku :)
Selamat jalan Ayu...
NB : Dedicated to Ari Sintya who inspired this story... Semoga dia tenang di sisi-Nya