Sabtu, 11 Februari 2012

The reason to cry

Apakah setiap tangis harus beralasan?
Menurutku iya. Terkadang kita merasa sangat lelah. lelah sekali sampai-sampai saraf otakpun ikut lelah untuk berpikir.
Saat itu mungkin terlalu banyak alasan  untuk menangis. Sangat ingin rasanya menangis. Namun apa daya justru air mata tak kunjung datang. Rasanya pasti sesak.
namun terkadang terlalu banyak alasan untuk memangis justru membuat kita gagal menangis.
Lucu juga ya bahasanya, gagal menangis.
Hmm...
Bagaimana ya, adakalanya kita hanya butuh satu saja alasan untuk menangis.
Terlalu banyak alasan akan membuatnya sangat rumit.
Ada orang yang berkata bahwa jodoh itu bukan karena nasib, Tapi kita yang menentukan.
Kalau nasib, complicated namanya.
Rumit...
Apakah sebegitu rumitnya masalah nasib? keberuntungan dan takdir...
Kembali pada alasan untuk menangis.
Ketika terlalu banyak alasan dan membutmu tak menangis, kau pasti akan mencari-cari alasan untuk membuatnya menangis... Biar lega katanya.
Mungkin tak semua orang berpikiran sama denganku. Mungkin pikiran ini hanya dimiliki oleh orang-orang lemah yang selalu berpura-pura bahwa dirinya kuat.
Orang-orang yang selalu bersembunyi dibalik topeng ceria.
hahaha...
memang manusiawi namanya bila tak pernah puas.
hanya bisa mencoba puas...
Mencoba...mencoba...mencoba, hingga lelah.
Mungkin ini hanya lelah. Lelah karena tak pernah menang.
bagaimana kalau itu saja dijadikan alasan untuk menangis?
Karena lelah.
Iya bisa saja, pikiran yang sangat lelah membuat koordinasi saraf otak dan mata melemah sehingga harus mata kelelahan dan mengeluarkan cairan.
Lagi-lagi berhalusinasi..
belakangan ini aku memang terlalu banyak bermimpi. Mungkin itu yang membuatku jatuh terlalu keras. Tapi seperti kataku dulu... That's Life...


NB : I Wrote this after read last post on ayuwahyundari.blogspot.com & raheka.blogspot.com

Tidak ada komentar: