Minggu, 29 Januari 2012

Kali Pertama Dewasa

Malam ini adalah malam pertama ketika saya merasa menjadi orang dewasa. 
Tau kenapa? Agak unik memang.
Ini adalah kali pertama saya mengikuti gala dinner sebagai orang dewasa.
katrok banget ya? ahahahhahha....
Tapi ya begitulah adanya. Memang mungkin bukan pertama kalinya saya makan di hotel, biasanya saya diajak oleh orang tua saya ataupun undangan nikahan teman-teman. 
Agak berbeda sedikit, kali ini saya (walupun cuma mewakili) ke acara tersebut hanya berdua dengan suami saya. Dewasa kan? ahahahha... begitu childishnya saya ya... tapi saya bilang itu COOL!!
Bukan acaranya, cuma saya suka dengan suasananya seperti film-film korea yang kerap saya tonton belakangan ini.
Saya mengenakan rok mini hitam, baju tumpuk-tumpuk ala korea. Tak lupa rambut yang saya tata sendiri dan lagi-lagi terinspirasi dengan gaya ala korea. Jadi saya mengepang rambut saya ke arah samping kiri, menggelungnya ke dalam dengan sedikit rambut yang mencuat keluar... hihihihi,,, pertama kalinya saya puas dengan tatanan rambut sendiri. rasanya dandanan saya tak kalah dari wanita-wanita di sana yang kebanyakan ke salon. yihuuuuu.... Good job Wulan!
Tapi sayangnya, karena hanya mewakili saya tak terlalu kenal dengan orang-orang disana, jadi saya urungkanlah niat saya untuk menyumbang satu lagu di tengah acara.. padahal sebenarnya saya pinginnnnn banget nyanyi saat itu, habisnya yang nyanyi lucu-lucu. Ada yang suaranya tidak terdengar, ada yang pasangan tapi tak sepadan, ya begitulah. Suara saya nggak bagus-bagus banget sih, tapi paling nggak mereka yang denger nggak bakal sakit kupinglah... hahahaha,, ge er sendiri boleh dong ya. Siapa lagi yang menghargai kita kalu bukan diri sendiri.
Anyway, saya senang sekali malam itu. Pokoknya saya suka. Suka sekali. Suka suka suka...
Terimakasih buat mertua saya yang telah memberi saya kesempatan merasakan suasana itu.

Kamis, 19 Januari 2012

A Secret Admirer

     
      Tak yakin ekspresi apa yang sedang ia tunjukkan. Ia awalnya terlihat antusias. Aku sangat yakin sempat melihatnya walau hanya sepersekian detik. Ia melangkah perlahan memasuki barisan buku-buku yang terpajang di outlet kami. Aku sempat melihat ia menggigit bibir bawahnya sebentar, mencoba tersenyum sambil merapikan poninya. Yakin sekali ia mencoba berada di deretan buku yang tak terlihat olehku. Selalu mengalihkan pandangan ketika aku menatapnya.
      Aku masih ingat bagaimana sikapnya saat pertama kali datang kemari. Ia cukup antusias, bahkan kami sempat membicarakan buku-buka laris keluaran terbaru. Aku baru tau namanya Ayu setelah aku menginput namanya menjadi member toko buku kami. Ia gadis yang cukup ramah. Aku suka caranya berkawan, ia supel, cepat akrab dengan orang di sekitarnya. Memang belakangan ini aku sedikit mengharapkan kedatangannya lagi. Mungkin lebih dari sedikit, aku memang selalu berharap ia datang lagi.
       "  Ini, mas " ia meletakkan beberapa buku yang telah dipilihnya. Iya, ia si Ayu tadi.
       " Tumben kesini lagi " jawabku, berharap suaraku tak terdengar seperti rayuan.
       " Iya, mumpung lewat, mas " ia nyengir. Yaampun, aku pertama kali melihatnya begitu dan aku suka.
       " Yang kemaren udah baca sampai habis, bagus kan? " aku tak mau memutuskan pembicaraan begitu saja, mumpung kesempatan bicara pada gadis ini.
       " Eh, eng,, iya udah kok " ia menjawab cukup... gugup. Mengapa ia harus gugup? waktu lalu ia biasa saja. Jangan-jangan... hmmm... jangan-jangan ia juga suka padaku. Berjuta-juta kembang api rasanya meletup letup di kepalaku. Aku harap mukaku tidak memerah di saat seperti ini. wow, ia suka padaku???? ingin rasanya menari-nari kegirangan, namun tentu saja tak kulakukan.
" Eng,,, gimana, Mas? udah belum? " ia membuyarkan fantasi romantisme yang baru saja akan aku ciptakan.
        " Buru-buru amat ?! " kataku sambil menginput satu persatu kode buku yang ia beli.
        " eh, enggak kok.. Eng, abis mas nya ngelamun gitu "
        " Ah, masa ya? Enggak kok, biasa aja " sumpah mati aku tak bisa menahan senyumku. Ia masih terlihat kurang nyaman. Ada apa sebenarnya? Sebegitu hebatkah diriku hingga membuatnya tidak nyaman?? Lebih baik dari harapan sepertinya. Lagi-lagi aku akan memulai fantasi romantisme ketika gantungan pintu bergemerincing menandakan datangnya seseorang.
        " Udah ketemu yank bukunya?"
Bagai disambar petir yang bertubi-tubi serta suara gemuruh yang mengiringinya. Yaampun, apa yang ia katakan? Ia memanggil siapa tadi? 'Yank' ? Ahh, uhh,, aku salah dengarkah? Apa terlalu dalamnya aku berfantasi membuat telingaku sedikit salah respon?
        " Iya, ini tinggal bayar kok" ia menjawabnya. Gadis ini, si gadis bernama Ayu ini yang menjawabnya. Apa aku tak salah dengar? Duaaaarrrrrrrrr.... Hancurlah sudah fantasi-fantasi yang bahkan belum mulai aku ciptakan. Satu-satunya hal yang aku harapkan adalah agar mukaku tak memerah (lagi) dengan alasan yang berbeda. AKu tau roman mukaku berubah drastis, aku ingin bersikap biasa, tapi wajahku tak dapat dikendalikan. Ia memilih menunjukkan roman tanpa ekspresi dibandingkan harus berpura-pura ceria.
        " Semuanya 275 ribu, mbak " berhasil. Aku berhasil mengeluarkan suaraku. Yess!
        Lalu ia menyerahkan uang sejumlah yang aku sebutkan. Tersenyum aneh pelan sambil mengedikkan kepalanya sesaat. Yaampun, pantas saja dia aneh. Dia kemari bersama pacarnya.  Pacarrrrrrrrrrrrrrrrrr....
Pupuslah sudah harapan. Diriku hanyalah seorang secret admirer yang terlalu berharap.
tarik napass... hembuskan...
Tarik napas.... hembuskan...
Selama janur kuning melengkung.... Selalu ada harapan *tersenyum sinis*

Rabu, 18 Januari 2012

If I were 20

Lucu juga inget-inget kemarin  saya buat status di twitter yang bunyinya gini 

" If I were 20 "

Padahal kalau dipikir-pikir kalau saja saya masih 20 tahun, apa yang akan saya lakukan?
hmmmm... coba saya ingat-ingat lagi ya, 
Saat saya berumur 20 tahun saya sibuk dengan "skripsi" dan kuliah profesi mahasiswa.
Waktu itu saya bahagia sekali, punya teman-teman yang kompak, keluarga yang bahagia plus punya pacar yang saya cintai. Nah, yang jelas nggak banyak orang yang nemuin "seseorang" di umur segitu kan.
Saya juga inget sekali waktu itu saya agak sedikit posesif karena takut kehilangan.

Waktu itu sering kali saya "hang-out" sama teman-teman, saudari kembar saya, bahkan sama temen-temen si pacar pun saya cukup akrab.. Jadi, sebenernya saya juga nggak tau kenapa saya nulis status seolah saya tidak puas dengan diri saya sekarang.

Well, umur saya akan 24 tahun pada bulan Mei mendatang. Kalau ditelaah lagi pencapaian saya juga sudah lumayan.
1) Menikah
2)Punya anak
3)Sarjana
4)Magister
5)Udah Kerja (walaupun cuma Pegawai Tidak Tetap yang gajinya cuma bs buat dapur)
hmm.... ga jelek-jelak amat juga kan?

Sekarang fokus saya sih pinginnya punya kerjaan yang mapan, biar bisa ganti motor pake yang lebih bagus, kalo bs sih suatu saat pengen punya mobil sendiri yang kalo sya tabrakin nggak bakal ada yang marah. ahahahahahaah.....
Trus juga saya pengen suatu saat punya pembantu, soalnya saya pingin punya anak lagi (cewek kalo bisa).
Kalo ngurus anak sendiri kan capek, rada nggak enak juga nitip tiap hari..
Ah, tapi saya bersyukuuuuurrr kurrr kuuurrrr banget, saya punya keluarga yang selalu mensupport saya dalam segala kegiatan.
Kalau nggak ada support keluarga saya dan keluarga suami, mungkin saya belum magister, mungkin juga saya sekarang hanya di rumah, ngurus anak, bersih-bersih terkungkung dalam sangkar emas.

Nah, kalo sekarang kan lumayan, kerja bisa jadi buat refreshing (walau agak capek pulang kerja bertempur sama kerjaan rumah). Selain itu kalo mau pergi-pergi saya suka nitip anak di rumah ibu, pergilah saya jalan-jalan, karaoke, window shopping. Biasanya saya maksa saudari saya yang nganterin. Lumayan berasa muda lagi, bukan artinya saya udah tua. Cuma nggak semua orang bisa mensyukuri hidup mereka, nikmatin apa yang mereka capai dan tetap berusaha untuk maju.
Jadi, saya nggak pengen kembali ke umur 20 tahun lagi.
Gimana rasanya bangun pagi tanpa dua bocah kesayangan yang tidur dengan mulut menganga?
Gimana rasanya bangun pagi dengan si kecil yang meminta "coco" (koko crunch) untuk sarapan paginya?
Gimana rasanya berangkat pagi tanpa kecupan si bocah kecil yang memanggil saya "mamak"?
Gimana rasanya berangkat ke kantor tanpa mengucap kata "hati-hati di jalan" dengan satu kecupan di kening?

No,no,no...
I love the way I am..
Cukup bangga dengan apa yang saya capai.
Bukan, saya bukan bangga dengan gelar saya.
Saya bangga sekali menjadi seorang istri dan ibu bagi anak dan suami saya.
Bangga menjadi bagian kecil dari keluarga saya, bahagia dengan senyuman-senyuman mereka.

 
Yakk, yang merasa ibu muda seperti saya, ayo kita tunjukin kalau punya anak bukan halangan untuk maju.
Kita cuma curi-curi start untuk maju lebih dulu.
Semangaaaaaatttttttttttttttt...




Senin, 09 Januari 2012

Jatuh cinta, lagi lagi lagi...

Taukah rasanya ketika kamu jatuh cinta?? berbunga-bunga, kembang kempis, jantung meleduk duk duk serasa mau copot, plus kangeeeennnnnn berat kalo nggak ketemu. Rindu deh rasanya kayak gitu. Hahaha,, bukan berarti saya pengen punya pacar ya, punya suami dan anak tercinta rasanya cukup membuat saya bahagia. Tapi saya rasanya jatuh cinta lagi deh....
Ssssttttt....
Jangan bilang-bilang ya...
Ahhhh, malu deh,,,, iya, iya gitu deh. Saya lagi "mebunge-bunge" istilah balinya.
Malu deh rasanya kalo bilang saya jatuh cinta lagi.
Iya, jatuh cinta sama drama korea.... Aaaaaakkkkk... (gitu kata orang kalo lagi galau)
Saya memang salah satu penggemar drama korea, apalagi kalo pemeran utama lakik nya galak-galak gimana gitu, trus pura-pura nggak suka alias gengsi,, ihh pasti bikin gemesss...
Nah dua hari belakangan saya jatuh cinta sama drama korea yang judulnya "PASTA".
Ceritanya tentang seorang wanita yang ingin sekali membuat pasta dan menjadi seorang chef, dan bosnya adalah chef yang galak, akhirnya jatuh cinta deh,,,, Tapi banyak moment yang membuat saya merinding kembang kempis,,, aakkkk... Apalagi satu lagu yang membuat saya jatuh cinta. Judulnya Lucky Day.
Ini dia...

it's lucky lucky lucky day...
I want you every single day..

Minggu, 08 Januari 2012

Menyapa langit

Hai langit, apa yang membuatmu begitu sedih belakangan ini?
Aku lihat kau sering menangis.
Dua hari belakangan kau bahkan menangis seharian.
Tidakkah kau kasihan pada kami yang basah kehujanan?
Hai langit, tak taukah kau aku merindukan senyummu
Cahaya jingga yang menembus tubuhnmu di siang hari
Kemerahan menjelang sore
Hai langit, kadang aku juga ingin menangis sepertimu
Sesuka hati tanpa memikirkan perasaan orang
Hai langit, sudahi tangismu,
Lihat, aku disini saja bisa tersenyum
Hai langit, kau pasti rindu pada kota yang sejuk penuh dengan pepohonan
Kau pasti rindu melihat tawa anak-anak bermain gala-gala di lapangan,
bukan game modern rumahan
Hai langit, aku juga rindu...