Minggu, 28 Agustus 2011

sebuah ramalan kartu tarot

"saya ingin bertanya tentang asmara saya" kataku pada peramal tarot di depannya.
 Sang peramal mengerutkan kening, tersenyum pelan dan menyerahkan tumpukan kartu tarot yang ia pegang ke arah gadis itu.
"kocok sampai kau rasa cukup" katanya pelan.
Aku mengocok kartu itu perlahan sambil menggigit bibir. Entah kartu apa yang akan keluar nanti, aku berharap bagus. Aku benar-benar ingin tau apa yang dikatakan kartu tarot tentang hubunganku dengan pacarku. Hubungan kami memang sudah lebih dari dua tahun, namun tetap saja aku belum bisa percaya penuh padanya. oke, aku hanya ingiun tau. toh cuma ramalan, iya kan?
Kuserahkan tumpukan kartu-kartu itu kembali pada peramal di depanku. 'Aku berharap banyak'pikirku.

Ia mula menjejerkan kartu-kartu itu dan meramal nasibku, not so bad...
"Baik pertanyaan terakhir" katanya
"asmara"jawabku pendek
Ia membuka kartu tekarkhir yang begitu mengejutkan.
Ya. kartu DEATH. Entah apa maksudnya, aku sungguh tak mengerti.
"Apa maksudnya?" aku bertanya pelan, malam itu terasa semakin kelam dengan munculnya kartu ini.
"Aku dulu pernah meramal diriku sendiri, dan aku putus dengan pacarku"ungkapnya.
                                   ***

"kamu percaya hal itu??" pacarku marah besar ketika aku menceritakan tentang ramalan tarot itu.
"Bukan begitu, aku cuma takut" kataku
"tak usah takut jodoh itu Tuhan yang atur, ramalan itu dibaca manusia dan bisa saja salah" katanya
"iya"jawabku.
Sejak hari itu aku berusaha untuk tidak mempercayai ramalan. hal yang bisa kulakukan hanya berdoa dan menjalani apa yang harusnya terjadi, pasrah istilahnya. . . terbukti ramalan tadi tidak sepenuhnya benar, ada hal-hal yang harus dipercaya ada juga tidak.

Satu catatan yang harus dicetak tebal adalah bahwa jalan hidup kita yang menentukan, hidup itu pilihan.


NB : Percayakan hidup kita pada Tuhan, berbuatlah yang baik untuk mendapat hasil yang baik. I believe in karma

Tidak ada komentar: