Kamis, 22 September 2011

Cinta bukan Pengikat Utama Pernikahan

          Pernikahan adalah suatu moment penting dalam hidup manusia. Moment penting ini diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup. Hal yang penting dalam suatu pernikahan adalah cinta, maka dari itu sebelum menikah kita harus benar-benar memilih si Mr. Right. 
          Ada beberapa orang yang sulit menemukan si Mr. Right, belum cocok katanya. Lalu terjadilah peristiwa gonta-ganti pacar sampai dianggap PLAYBOY atau PLAYGIRL. Sebenarnya memang seseorang itu sering berganti pacar karena ia belum menemukan 'The Right One'. Ya jadi jangan memaki orang yang suka berganti pacar juga. Saya membaca sebuah artikel di Yahoo yang mengatakan bahwa Cinta bukanlah faktor pengikat utama dalam pernikahan. Begini bunyinya:

Menurut psikolog Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono, cinta bukanlah pengikat pernikahan. Cinta hanyalah faktor yang bisa menarik seseorang untuk memutuskan berpasangan.
“Cinta paling lama bertahan tiga tahun, lalu hilang. Sisanya adalah komitmen, kesetiaan, dan tanggung jawab,” ujar Prof Sarlito, saat peluncuran buku Mencegah Selingkuh dan Cerai karya sosiolog Dra Hartati Nurwijaya di Toko Buku Gramedia Matraman, Jakarta, Minggu (14/8/2011) lalu.

           Sedih juga ya membaca kutipan di atas, bagaimana bisa dikatakan kalau cinta itu paling lama hanya bertahan tiga tahun?? Bagaimana bisa suatu hubungan pernikahan tanpa cinta?Begini saja, saya koreksi sedikit untuk kepentingan diri sendiri. Cinta itu bisa bertahan lebih dari tiga tahun, janganlah memandang cinta hanya sebuah perasaan berbunga-bunga dan menggebu-gebu antar pasangan baru. Cinta itu akan terus ada jika kita bisa memmeliharanya dengan baik. Contohnya saja tanaman, ketika ia disiram dengan teratur, pasti ia akan tumbuh dengan baik. Sebaliknya bila ia tak diurus ya ia akan mati begitu saja, hilang membusuk ditelan waktu. 
           Saya benar-benar terpukul membaca kata-kata "cinta hanya bertahan tiga tahun". Terpukul karena takut juga sebenarnya, bagaimana mungkin suatu kesetiaan, komitmen dan tanggung jawab bisa bertahan tanpa adanya perasaan yang dinamakan CINTA??? Baiklah, tak usah terlalu diambil pusing. Namanya juga suatu pendapat. Cukup banyak cerita yang telah saya dengar di dunia kerja saat ini. Kadang bergidik juga mendengarnya. Tapi ya beginilah hidup. Mungkin ada juga benarnya juga perkataan si penulis (mulai luluh).
           Hal yang penting sekarang adalah bagaimana cara kita mempertahankan suatu hubungan agar bisa bertahan dan langgeng sampai kakek nenek. Susah-susah gampang ya sebenarnya, hanya saja ini memang benar-benar harus didasari niat dari diri masing-masing. 

ini hanya opini saya, hal yang kurang berkenan mohon dimaklumi :)

Tidak ada komentar: