Senin, 31 Oktober 2011

Terbang tanpa sayap


Ternyata tak semua kesalahan dapat ditebus dengan suatu prestasi. Aku pernah berpikir bahwa dengan melakukan hal yang terbaik dan dengan usaha yang paling maksimal akan dapat membayar semua kekukarangan yang pernah aku lakukan. Aku meyetir mobil sedanku perlahan, sambil melirik baocah kecil yang asik dengan mainannya di kursi penumpang, Syukurlah ia tenang malam ini. Aku masih mengingat kata-kata malam tadi, tidak begitu ingat sebetulnya, hanya maknanya memang aku rasakan benar. Semacam kalimat yang menyiratkan ketidakpuasan, ketidakcukupan dari hal yang kucapai. Ingin sekali rasanya aku berteriak mengatakan bahwa aku lelah. Entah lelah karena apa.
Aku mungkin lelah karena pekerjaan rumah, mungkin juga lelah karena tugas dan deadline yang harus kukerjakan dengan cepat. Entah apa... aku masih mencari. Apa mungkin aku lelah bersembunyi. Aku lelah bersembunyi di balik sebuah senyuman. Aku ingin sekali berkata bahwa aku hanyalah wanita berusia 23 tahun. Benar-benar butuh waktu untukku menjadi dewasa. Aku memang bukan wanita sempurna, namun mencoba untuk jadi sempurna adalah hal yang terlalu sulit untukku. Aku rasanya seperti mencoba untuk terbang tinggi namun sayap pun tak punya. Aku begitu kuat mengepakkan tanganku namun sayap itu takkan pernah muncul. mencoba terbang tanpa sayap hanyalah akan membuatku lelah, lengan yang lemah dan jari-jari yang tek berdaya.
Kata-kata itu sangat jelas menyiratkan bahwa aku memang bukan kebangganmu. Hal apapun yang kulakukan takkan dapat menghapus noda yang telah aku torehkan. Kalimat itu mungkin tak sengaja, tapi aku menyadarinya. Ah, memang takkan bisa jadi kebanggaan. Sekarang tak banyak yang dapat kuperbuat, aku hanya akan mengikuti alur yang akan membawaku. 
Aku mulai menangis sesegukan. Bocah kecil disampingku mulai terdiam, tadinya ia mulai berdiri tanpa sabuk pengaman.
      "Mama..." ia menerang pelan.
      Aku tersenyum pelan, sedihku sedikit berkurang. Memang aku harus mulai sadar bahwa tak banyak yang dapat kulakukan untuk mengubah keadaan. Tujuanku, hidupku, takdirku, semua sudah tergaris tanpa bisa terubah. Biar saja, ini aku. beginilah aku dan hidup yang membawaku.

Rabu, 26 Oktober 2011

Alergiku, jangan kumat SEKARANG!!!!

Pukul 13.15 dini hari.
Aku merasakan sedikit gatal pada beberapa bagian tubuhku, seputaran mata kaki, lengan dan pinggang. Awalnya aku pikir aku digigit nyamuk karena lupa pakai selimut. Lama-lama aku menyadari tak terlalu banyak bintik nyamuk, gatalnya justru pada bagian-bagian yang terkena karet pakaian.
Alergiku!!!!!!!!!!!!!!!!
Aku lupa pakai selimut, memang. Aku alergi dingin pada saat-saat tertentu, pada saat kurang fit misalnya. Eit,, aku tak mau ya esok hari jadi kacau hanya karena tubuh gatal-gatal dan dipenuhi bintik besar yang mengerikan..hahaha,, sedikit lebay deh jadinya.
Untungnya aku sudah terbiasa menghadapi ini. Ayahku bilang itu karena perut kosong, juga suhu yang agak dingin plus kondisi yang kurang fit (kalo menurutku sih pas apes aja). Aku langsung meminum segelas air hangat, tak lupa cemilan stik coklat yang ada di kulkas (satu-satunya pilihan makanan malam ini).
Tak lupa mengenakan sweter ungu yang lengannya sudah robek (yaampun, penting banget ya?). 
Mulai membuka-buka situs-situs kesukaanku (facebook, blogger dan google) sambil merevisi powerpoint untuk ujian besok. The final thesis, fiuhhhh.... FINALLY.
Aku merasakan badanku lebih hangat, sedikit gerah bahkan, dengan frekuensi gatal yang mulai berkurang. Oh Allergy, dont come now please. I have a big day tomorrow and I wanna everything look prefect. I'll do the best I can do, so please help me.

Selasa, 25 Oktober 2011

Tanpa aku

Pagi ini agak mendung. Suasana yang sedikit berbeda dari biasanya. Aku melirik arlojiku, pukul 10.05. Bukan waktu yang tepat untuk makan makan siang, tapi aku bahkan sarapan saja belum.  Aku merapikan mejaku sedikit, dan berlalu menuju cafetaria. Aku memesan secangkir kopi untuk dibawa ke ruanganku. Sebenarnya aku kurang suka berada di sini, mengingatkan akan seseorang yang benar-benar tak aku ingin. Jam-jam begini ia biasanya kemari hanya untuk memesan kopi ataupun hanya cemilan, tak terlalu sibuk biasanya. Namun sudah beberapa hari ini ia tak muncul, entah kemana ia. Memang sedikit misterius, atau mungkin hanya perasaanku saja. Aku memang jarang keluar juga belakangan ini,mencoba menghindar juga tepatnya, walau aku benar-benar belum dapat mengenyahkan pikiranku tentangnya. Belum bukan berarti tidak bisa kan. Kami tidak cocok, mungkin memang itu alasannya. Ah, sudahlah aku benar-benar ingin melupakannya.
"Seperti biasa, satu" kataku pada pelayan."Antar ke ruangan saja" tambahku. Aku berlalu kembali menuju ruanganku. Mencoba mengingat-ingat apa yang ada di benakku sebelum aku memikirkannya. Aku benar-benar berusaha mengalihkan pikiran itu. Apakah aku harus memikirkan tentang cuaca pagi ini? atau deadline pekerjaan untuk sore ini? belakangan ini memang suasana hatiku agak mendung, ya semendung pagi ini. Terkadang aku tak sadar kalau aku sedang melamun, pikiranku kosong sekosong perasaanku. Aku menepis rintik hujan yang mulai turun membasahi lengan kemejaku sambil mempercepat langkahku. Kulihat sebuah mobil yang kukenal melesat pelan menuju pintu keluar.
'Di sini ternyata' benakku. ah, sudahlah. Memang harus dilupakan kan? Melihatnya justru akan merobohkan dinding pertahanan yang telah kubangun. Aku masih ingat bagaimana caranya tersenyum padaku saat ia butuh bantuan untuk memperbaiki laptopnya. Juga caranya tertawa bersama kawannya ketika aku menceritakan hal yang dianggapnya lucu. Tak lupa dengan pertanyaan-pertanyaan antusiasnya. Dan hal yang paling menarik adalah ketika ia merapikan rambut ke belakan telinganya.  Ingatan yang masih sangat jelas. Aku mengingatnya seperti terjadi baru kemarin.  Tapi ini rasanya begitu salah. Memang harus kuakhiri mimpi ini. Kata-kata sore itu begitu menghantamku. "Sudahi saja" begitu katanya. Aku bahkan tak dapat berucap apapun, hal yang sulit namun memang harus terjadi. 
Aku menyaksikan mobil sedan silver itu menghilang dibalik pintu keluar. Mengakhiri pertanyaan-pertanyaanku pagi itu yang telah terjawab dengan keberadaannya. Hari ini mungkin akan lebih baik dari hari lalu,   lebih tenang mengetahui ia dapat menjalani hidupnya tanpa diriku.

Minggu, 23 Oktober 2011

Draft Blog

Aku membuka tiap draft yang belum terpublish
Tidak ada
Apa yang kucari tidak ada
Sengatku aku masih menyimpannya di draft. 
Sedikit cerita yang ingin aku bagi
Tiap draft kubuka, namun yang kutemukan hanya halaman kosong

Ahh, pasti sudah terhapus
Bahkan menghapusnya saja aku tidak sadar
Sebegitu dangkalnya ya
Lucu, namun memang ada sedikit cerita
Ya, bagaimana lagi,
Sudah terhapus
Ya terhapus,
bagaimana aku menceritakannya kalau sudah terhapus?
Baiklah, ini memang tulisan paling tidak penting untuk dibaca
Kecuali nanti aku temukan lagi cerita itu,

Namun tak menutup kemungkinan aku menceritakan cerita lain
Cerita yang lebih menarik mungkin, 
Mungkin dengan orang-orang yang lebih menarik juga :)



Kamis, 20 Oktober 2011

Suatu pencapaian

Aku menunggu, menunggu hari itu datang
Aku berlari kencang sekuat tenaga namun tetap harus menunggu jalan itu terbuka.
terkadang kita tak hanya butuh kekuatan besar untuk mencapai sesuatu
Namun juga kita harus pastikan bahwa jalan itu sudah terbuka atau paling tidak ada yang membukakannya untukmu

Aku memang terkesan egois dan rakus bila menginginkan semua hal bisa tercapai dengan sempurna, tanpa melihat kemampuan yang kumiliki begitu minim
Aku ingin bisa pintar, aku ingin menunjukkan pada mereka bahwa aku mampu
Namum aku sendiri bahkan tak pernah yakin apakah aku mampu

aku terus berlari tanpa tau yang aku kejar
aku tak tau apakah nanti akan ada penghargaan dari suatu pencapaian
aku tak yakin apa kau akan mengancungkan jempolmu
atau kau akan tersenyum puas dengan apa yang kucapai
atau justru itu hanyalah hal biasa yang bisa dilakukan siapa saja?

Apalah arti sebuah pencapaian.
Itu hanya satu titik untukku ketika aku naik ke tingkat yang lebih tinggi,
namun rumahku tetap di lantai bawah dengan semua yang aku punya
Aku tetap bukan apa-apa
Bukan siapa-siapa

Selalu terpikir dibenakku, akankah suatu hari aku menjadi ORANG?
Bisakah aku membuat senyuman simpul di bibir kedua orang tuaku?
Bisakah aku membuat mereka bangga telah membesarkanku?

Aku berlari sangat kencang tanpa takut terjatuh,
sampai aku sadar tenagaku sudah tak sebesar dulu



Thanks for supporting me that much Dad, Mom, I Hope some day You smile because of me :)





Jumat, 14 Oktober 2011

Said I Love You But I Lied #2

Ini tentang caraku memahami hidup. 
Aku yang begitu liar dalam pikiran bawah sadar. 
Aku mencoba memahami setiap detail tujuan yang ingin aku capai, aku terus mencari dan mencari namun masih belum menemukan jawaban. 
Beberapa kali aku mencoba mengerti maksud alam membawaku, namun selalu ada pertanyaan 'mengapa'. Aku selalu mencoba mengetahui apa yang seharusnya terjadi namun tetap saja ada pertanyaan 'apa'.
Tiap kau sunggingkan senyuman itu benakku selalu bertanya ada apa, namun ketika ku tersenyum sendiri kau bahkan tak menyadarinya.
Mungkin kita punya cerita sendiri yang hanya akan kita simpan masing-masing.
Kau asik dengan blackberrymu dan aku tak pernah tau itu apa
Aku sibuk dengan facebook dengan jejak yang tak pernah kutinggalkan

Beginikah hidup membawa kita
Berjalan di jalan yang sama dengan cerita lain yang kita miliki tanpa kita pernah saling tau
Sikap yang tak pernah bisa kutebak, kata yang tak pernah aku kira
Menangis dalam diam bukan jawaban dari semua
'pernah dekat' katamu. 'dulu' ... Dengan aku yang tak sebanding
Aku meyakinnkan diriku akulah yang terbaik karena aku yang kau pilih

Said I love you, but I Lied
Because this is more than love I feel inside
Said I Love You but I was wrong
Cause love could never ever feel this strong

Yeah... ketika aku manyadarinya malam itu
Malam ketika kau tak sadar membuatku mengerti mengapa
Mengapa ia datang jauh-jauh untuk kita
apakah hanya sekedar ucapan selamat malam atau pertanyaan sudah makan?
Atau ini hanya egoku yang selalu menjawab sendiri semua pertanyaan yang ada

Ini akan jadi cerita kita
namun kita akan membuat lebih banyak lagi cerita
Cerita-cerita kita saat kita beruban nanti
Cerita-cerita kita saat urat mulai timbul di sela jemari

Rabu, 12 Oktober 2011

Said I Love You, But I Lied

 



Said I Love You but I lied
Cause this is more than love I Feel inside
Said I love You but I was wrong
Cause love could never  ever feel so strong
said I love You But I Lied



Senin, 10 Oktober 2011

Tak tersentuh

Lama tak menyentuhmu, Blog...
Mulai dari tak sempat membelikan di modem pulsa, paket Blackberry full servis yang tetap tak dapat menjangkaumu sampai kegiatan thesisku yang mulai hidup..
saat aku menulis waktu menunjukkan pukul 3.04 dini hari dan aku belum selesai mengerjakan revisiku.
what a day lah hari ini,,,
Menunggu dosen hampir seharian dengan waktu bimbingan nyaris satu setengah jam full, dengan pakaian seragam pula.. Ah, hari yang melelahkan, untungnya hasilnya bikin senyum-senyum sendiri, walaupun harus begadang semalam suntuk agar revisi bisa selesai besok...
Sebenarnya aku sedang menulis "abstrak"... namun susah sekali menemukan ide dan kata-kata untuk merangkainya. berbeda dengan menulismu, rasanya aku menulis bahkan tanpa berpikir menggunakan otakku. Jemariku seolah telah mengetahui tugasnya untuk menekan tombol-tombol ini dan urutan-urutan yang benar. aku seolah tak perlu mengaturnya lagi...
ahh... aku lelah,,,
Kadang terlintas dibenakku, mengapa aku berlari secepat ini, apa yang kukejar?
Sebuah kebanggaan? untuk apa? apa itu akan membuatku bahagia?
Aku berlari begitu cepat tanpa melihat tiap detail tubuhku yang menua,
Aku seolah selalu ingin terlihat mampu tanpa melihat kemampuanku yang standar...

Jika boleh aku meminta, aku mohon, tutupilah Kebodohanku 2 hari akan datang itu,
Lancarkanlah hari itu.

wahai blog tak tersentuh,,, sabarlah hingga 2 minggu kedepan, lalu mari kita mengulas kisah kembali...
(mmm.... mulai ada ide deh...)


Selasa, 04 Oktober 2011

Tentang Waktu dan Hujan

Ada apa dengan hujan? Mengapa ia membuat suasana begitu kelabu? Hujan... Tiap kali ia datang selalu saja memunculkan perasaan aneh yang belum dapat kudeskripsikan. Ia seolah membuat otakku berhenti sesaat sebelum mulai bekerja lebih keras dari sebelumnya. Belum lagi rasa sesak yang datang bersamaan dengan tubuh yang diam. Diam tak bergerak namun pikiran tetap berlari-lari liar menembus waktu. 
'Hujan yang dingin' pikirku. Aku bahkan belum sempat memesan secangkir kopi hangat atau coklat panas untuk menghangatkan tubuh. Aku menengok keluar jendela. Titik-titik air kini mulai membasahi jendela seolah ingin menerobos masuk dan mengusikku. 
Aku mulai membayangkan bila aku adalah seorang remaja yang menginjak masa puber, bermain hujan dengan kekasih di sebuah taman bunga. kemudian kami saling mengejar satu sama lain, bercanda bermesraan tanpa ada yang perduli, karena semua takut hujan. Aku juga membayangkan ketika kami berteduh di sebuah emperan toko yang sudah tutup, saling meneduhi satu sama lain namun terlambat karena kami sudah basah. Lalu pulang berjingkat pelan karena hari sudah malam.
Namun yang terjadi hanyalah aku yang terduduk diam dengan laptop menyala dan jejaring sosial yang terbuka. Banyak orang yang suka hujan. Mereka menulis status-status tentang hujan, hujan meneduhi hati mereka, katanya. namun lebih banyak lagi yang memaki hujan karena ia menghambat aktivitas dan merusak dandanan siang itu.
Aku masih kokoh dengan perasaan benciku pada hujan. Entah apa salahnya, akupun belum mengerti mengapa hujan memberi efek begitu kuat pada diriku. Aku melirik arlojiku. Belum waktunya pulang. 'Huufffftttt' aku mendesah pelan. Suasana semacam ini benar-benar membuatku muak. Aku hanya ingin melarikan mobilku pulang dan bergelut dengan bantal dan selimut tebal. Mungkin ditemani secangkir coklat hangat, dvd 'pride and prejudice' dan sekotak tisu tentunya. Lalu menangis sendiri karena ending story yang begitu menyedihkan, mengharukan dan mengesankan. Aku masih mengingat bagaimana tanganku kesemutan karena menyaksikan Mr. Darcy menggenggam tangan Elizabet Bennet ketika membantunya naik kereta. Juga saat mereka berpisah ditengah hujan, saling memaki dibalik rasa cinta. Lamunanku terlalu jauh. Aku membiarkannya terbang terlalu tinggi.  Dengan sayap palsu transparan yang hanya terlihat ketika senja datang.
Aku tersadar ketika seorang teman menyodorkan sebuah berkas yang harus kukerjakan. Suasana masih mendung diluar sana, namun hanya rintik yang tertinggal. Aku kembali pada aktivitasku, dengan jari-jariku yang menari liar pada deretan tombol-tombol huruf di depanku.  Berharap sangat hari itu akan cepat berlalu.

Senin, 03 Oktober 2011

Menulis itu Hobi Kami

Telling story time!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Nah sekarang saatnya bercerita... cerita tentang aku aku aku lagi,, mudah-mudahan nggak bosan ya.
Kali ini aku akan bercerita tentang aku dan saudariku yang punya hobi bisa dibilang sama. Nyanyi,  nonton, baca, jalan-jalan, shopping, narsis-narsisan. Hihihii,,, narsis-narsisan itu mungkin hobi semua cewek ya. Kami suka pergi karaoke berdua ataupun dengan teman-teman, nyanyi gila2an seperti orang-orang kebanyakan. Mumpung suara kami bisa didenger juga, ya nggak fals-fals amat lah. Kalo masalah film, kami masih satu tipe sih, suka film bergenre drama terutama kalo endingnya bikin nangis senangis-nangisnya (makin nangis pointnya makin tinggi). Buku-buku yang kami baca juga hampir sama, cuma memang aku lebih malas membaca topik-topik berat. Kadang aku bertanya dulu padanya "bagus enggak bukunya", kalo dijawab ga terlalu atau lumayan sudah pasti OUT dari daftar tunggu.  Nah, kalo suka baca biasanya suka nulis juga. Menulis itu hobi kami dari kecil. Dimulai dari menulis diary, curhat-curhat ngawur masalah patah hati bla bla bla. 
Lucu rasanya, suatu ketika aku menemukan diary-diary lamaku yang dari SD, SMP, SMA sampai kuliah masih rapih. Tulisan-tulisan di dalamnya tentu agak berantakan, maklum menulisanya sesuai mood saat itu. Kalau lagi rapih berarti ceritanya tentang kebahagiaan, sebaliknya kalau seperti ceker ayam ya sudah jelas pasti sedang marah atau sedih bahkan bisa juga sedang patah hati. Ditambah tinta-tinta yang melobor karena air mata (melankolis banget cyiiiiiiiiiinnnn....).



Ini beberapa diary-diaryku yang kutemukan, dan ada beberapa yang entah ada dimana. Banyak cerita yang tersimpan disana. Mulai dari cinta pertama, kedua, ketiga dan lanjutan.-lanjutannya. Aku sendiri terpingkal-pingkal membacanya. Tulisan-tulisankua yang masih lugu. Lugu sekali. Mulai dari menyebut diriku "aku" juga "wulan" bisa juga "ulan" bahkan "gue". ahahahahhahahahahahaha....... Benar-benar kenangan yang indah, lucu, dan menarik.